Rabu, 08 Mei 2013

Penyimpangan Sosial

Menurut Robert M. Z. Lawang penyimpangan perilaku adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
2. Menurut James W. Van Der Zanden perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi.
Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar rambu lalu lintas, buang sampah sembarangan, dll. Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, dan lain-lain.
B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Penyimpangan Individual (individual deviation)
Penyimpangan individual atau personal adalah suatu perilaku pada seseorang dengan melakukan pelanggaran terhadap suatu norma pada kebudayaan yang telah mapan akibat sikap perilaku yang jahat atau terjadinya gangguan jiwa pada seseorang.
1. Tingkatan bentuk penyimpangan seseorang pada norma yang berlaku :
1. Bandel atau tidak patuh dan taat perkataan orang tua untuk perbaikan diri sendiri serta tetap melakukan perbuatan yang tidak disukai orangtua dan mungkin anggota keluarga lainnya.
2. Tidak mengindahkan perkataan orang-orang disekitarnya yang memiliki wewenang seperti guru, kepala sekolah, ketua rt rw, pemuka agama, pemuka adat, dan lain sebagainya.
3. Melakukan pelanggaran terhadap norma yang berlaku di lingkungannya.
4. Melakukan tindak kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang berlaku secara umum dalam lingkungan bermasyarakat sehingga menimbulkan keresahan. ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan merugikan, menyakiti, dll.
Macam-macam bentuk penyimpangan indivisual :
1. Penyalahgunaan Narkoba.
2. Pelacuran.
3. Penyimpangan seksual
4. Tindak Kriminal/ Kejahatan
5. Gaya Hidup.
C. Macam-Macam/ Jenis-Jenis Penyimpangan Bersama-Sama/ Kolektif (group deviation)
Penyimpangan Kolektif adalah suatu perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan serta tindak kriminalitas lainnya.
Bentuk penyimpangan sosial tersebut dapat dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak kenakalan atau kejahatan kelompok.
Bentuk penyimpangan kolektif:
1. Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu.
2. Tawuran / Perkelahian Antar Kelompok
Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban.
3. Tindak Kejahatan Berkelompok/ Komplotan
Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya
4. Penyimpangan Budaya
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat.
TUGAS SEORANG SOSIOLOG

       Dalam kehidupan masyarakat seorang sosiolog mempunyai peran tidak kalah pentingnya.  Di samping sebagai anggota masyarakat yang mesti memahami sosiologi untuk bekal mengarungi kehidupan dan interaksi dengan manusia lainnya, kita pun bisa mendalami sosiologi untuk lebih mengembangkan pengetahuan sosiologi itu sendiri. orang yang mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut disebut sosiolog. Kehadiran sosiolog sangatlah penting, artinya dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan masyarakat itu sendiri. diantara peran-peran sosiolog, yaitu sebagai berikut.


1.1. Sosiolog Sebagai Ahli Riset

      Seperti ilmuwan lainnya, para sosiolog menaruh perhatiannya pada pengumpulan dan penggunaan data. Sosiolog bekerja sama dengan menggunakan berbagai cara dalam mengembangkan ilmu sosiologi. Misalnya, sosiolog memimpin riset ilmiah dan kemudia mencari data tentang kehidupan sosial masyarakat, dan data kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambil keputusan. Dengan demikian, seorang sosiolog harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penelitiannya, sosiolog bisa menghadirkan kebenaran-kebenaran. Selain itu, dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam masyarakat tersebut dapat dihindari. Oleh karena itu, seorang sosiolog bisa menghadirkan  ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi.



2.      2  Sosiolog Sebagai Konsultan Kebijakan

    Berdasarkan ilmu, kajian-kajian, dan riset yang dilakukannya, sosiolog dapat memberikan masukan terhadap kebijakan untuk masyarakat yang akan diputuskan oleh para pengambil kebijakan, seperti pemerintah. Sosiolog membantu menganalisis serta memperkirakan pengaruh apa yang akan terjadi jika suatu kebijakan diambil dan diterapkan oleh pemerintah pada suatu masyarakat tertentu, ataupun pembangunan seperti apa yang cocok bagi suatu masyarakat. Artinya, agar kebijakan yang diambil memenuhi suatu harapan serta dapat menghasilkan pengaruh yang diinginkan.
 


3.     3   Sosiolog Sebagai Teknisi

     Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberi saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarakat, masalah moral, maupun hubungan antarkelompok dalam suatu lembaga masyarakat. Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan (applied scientist). Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektivitas suatu program pembangunan atau suatu kegiatan masyarakat.



4.     4   Sosiolog Sebagai Guru Atau Pendidik

    Guru atau pendidik mempunyai tugas mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didiknya. Namun, tugas guru tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, khususnya tugas guru dalam mengajarkan ilmu-ilmu sosial terutama sosiologi. Stereotip yang muncul dari pengajaran sosiologi adalah sosiologi terlalu bertele-tele, menjenuhkan, dan teorinya membingunkan. Stereotip negatif tersebut dapat membuat minat dan motivasi belajar peserta didik merosot. Oleh sebab itu, sosiolog yang menjadi guru sosiologi bertugas menjelaskan dan meluruskan tentang stereotip tersebut, disamping bisa terus mengembangkan dan menularkan ilmunya kepada siswa dengan baik. Berkaitan dengan tugasnya sebagai guru pendidik, seorang sosiolog dalam menyajikan fakta harus bersifat netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan masalah kemiskinan, seorang sosiolog tidak boleh menciptakan anggapan sebagai pendukung suatu proyek tertentu atau mengubahnya sehingga terkesan reformis dan konservatif.

SUMBER:http://lilyistigfaiyah.blogspot.com/

TUGAS SEORANG SOSIOLOG

4 TUGAS DAN FUNGSI DALAM MASYARAKAT Di samping sebagai anggota masyarakat yang mesti memahami sosiologi untuk bekal mengarungi kehidupan dan interaksi dengan manusia lainnya, kita pun bisa mendalami sosiologi untuk lebih mengembangkan pengetahuan sosiologi itu sendiri. orang yang mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut disebut sosiolog. Kehadiran sosiolog sangatlah penting, artinya dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan masyarakat itu sendiri. diantara peran-peran sosiolog, yaitu sebagai berikut. 1. Sosiolog Sebagai Ahli Riset Seperti ilmuwan lainnya, para sosiolog menaruh perhatiannya pada pengumpulan dan penggunaan data. Sosiolog bekerja sama dengan menggunakan berbagai cara dalam mengembangkan ilmu sosiologi. Misalnya, sosiolog memimpin riset ilmiah dan kemudia mencari data tentang kehidupan sosial masyarakat, dan data kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambil keputusan. Dengan demikian, seorang sosiolog harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penelitiannya, sosiolog bisa menghadirkan kebenaran-kebenaran. Selain itu, dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam masyarakat tersebut dapat dihindari. Oleh karena itu, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi. 2. Sosiolog Sebagai Konsultan Kebijakan Berdasarkan ilmu, kajian-kajian, dan riset yang dilakukannya, sosiolog dapat memberikan masukan terhadap kebijakan untuk masyarakat yang akan diputuskan oleh para pengambil kebijakan, seperti pemerintah. Sosiolog membantu menganalisis serta memperkirakan pengaruh apa yang akan terjadi jika suatu kebijakan diambil dan diterapkan oleh pemerintah pada suatu masyarakat tertentu, ataupun pembangunan seperti apa yang cocok bagi suatu masyarakat. Artinya, agar kebijakan yang diambil memenuhi suatu harapan serta dapat menghasilkan pengaruh yang diinginkan. 3. Sosiolog Sebagai Teknisi Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberi saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarakat, masalah moral, maupun hubungan antarkelompok dalam suatu lembaga masyarakat. Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan (applied scientist). Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektivitas suatu program pembangunan atau suatu kegiatan masyarakat. 4. Sosiolog Sebagai Guru Atau Pendidik Guru atau pendidik mempunyai tugas mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didiknya. Namun, tugas guru tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, khususnya tugas guru dalam mengajarkan ilmu-ilmu sosial terutama sosiologi. Stereotip yang muncul dari pengajaran sosiologi adalah sosiologi terlalu bertele-tele, menjenuhkan, dan teorinya membingunkan. Stereotip negatif tersebut dapat membuat minat dan motivasi belajar peserta didik merosot. Oleh sebab itu, sosiolog yang menjadi guru sosiologi bertugas menjelaskan dan meluruskan tentang stereotip tersebut, disamping bisa terus mengembangkan dan menularkan ilmunya kepada siswa dengan baik. Berkaitan dengan tugasnya sebagai guru pendidik, seorang sosiolog dalam menyajikan fakta harus bersifat netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan masalah kemiskinan, seorang sosiolog tidak boleh menciptakan anggapan sebagai pendukung suatu proyek tertentu atau mengubahnya sehingga terkesan reformis dan konservatif. SUMBER: http://lilyistigfaiyah.blogspot.com/

Senin, 09 Agustus 2010

KEUTAMAAN ZUHUD

KEUTAMAAN ZUHUD

Sering diantara kita mendengarkan kata zuhud. Sering pula kita menyalah artikan ma'na zuhud tersebut. Lantas bagaimakah zuhud yang benar itu??Apa zuhud itu? Dinamakan zuhud apabila lebih yakin apa yang ada di sisi Allah daripada yang ada pada tangan manusia. Sebagaimana Abu Hazm pernah ditanya; “apakah kamu tidak takut faqir?” Ia menjawab; “bagaimana aku takut miskin sedangkan tuanku adalah pemilik segala kekayaan yang ada di langit dan bumi?”
Fudhail ibnu Iyadz berkata: “pondasi zuhud sebenarnya adalah ridho dan berlapang dada terhadap apa yang ditetapkan Allah, orang yang qona’ah dialah orang yang zuhud” Imam Ali ra berkata: “barangsiapa yang zuhud terhadap dunia, maka akan terasa ringanlah segala perkara yang menimpa” Yunus bin Maisaroh berkata: “zuhud bukan berarti meninggalkan sama sekali apa yang halal dan bukan pula mengabaikan harta, tapi zuhud adalah berpaling dari sesuatu karena keremehan dan kehinaannya, serta ketidakpantasan untuk diperhatikan”.Ibnu Taimiyah berkata: “zuhud adalah meninggalkan perkataan maupun perbuatan yang tidak bermanfaat untuk akhirat”. Seperti; main kartu, catur, begadang untuk membunuh waktu, dan sejenisnya. Abu Bakar abu Zaid berkata: “zuhud adalah sikap qona’ah dengan apa yang halal dan mencegah dari yang haram dalam hal makanan, minuman, pakaian, perkatan dan perbuatan”.Zuhud bukan berarti meninggalkan urusan dunia secara total. Dan memilih hidup miskin sama sekali, sebagaimana yang dijalani sebagian kelompok sesat thoriqot sufiyyah. Yang mana hanya
sedikit makan, berpakaian compang-camping, hidup berkelana, anti bisnis, membatasi diri dengan urusan dunia dan mengebiri hidup, mengikuti seruan bid’ah pemimpinnya. Imam Ahmad ditanya: “apakah orang yang memiliki banyak harta itu bisa zuhud?” ia menjawab: “Bisa, apabila ia tidak lupa diri dan congkak jika hartanya bertambah, dan tidak muram manakala berkurang, maka dialah orang yang zuhud” Zuhud tidak harus melarat.
Meskipun ia seorang kaya, ia tetap bisa zuhud. Seperti apa yang dicontohkan nabi Sulaiman. Dia memiliki kerajaan Yaman, istrinya (Bulqis) memiliki kerajaan Saba’, seluruh kerajaan jin juga di tangannya. Namun nabi Sulaiman tetap zuhud. Juga sahabat Utsman yang membiayai 10.000 tentara pada perang jihad beserta unta, kuda dan perbekalannya, Mus’ab bin Umair, anak mahkota yang meninggal hanya memiliki sepotong kain kafan. Jika untuk menutup kepala maka terlihat kakinya, jika yang ditutup kaki maka terlihatlah kepalanya. Justru orang yang miskin ada yang tidak zuhud. Betul saja hidup miskin, tapi hari-harinya dipenuhi sakit hati, rasa iri, dengki dan serakah. Hari-harinya dihiasi perbuatan maling, menipu, riba, spekulasi dan sejenisnya. Sampai-sampai berprinsip; “cari yang haram saja susah, apalagi yang halal”. ‘iyaadzan billah.Zuhud adalah meninggalkan perbuatan yang kurang afdhol beralih kepada yang lebih afdhol. Misalnya; membaca Qur’an hukumnya sunnah, lantas datanglah tamu. Maka memuliakan tamu lebih utama bahkan wajib dari pada membaca al-Qur’an. Atau di saat menerima tamu, adzan sholat berkumandang, mana yang didahulukan? Memuliakan tamu wajib tapi menuanaikan sholat jama’ah lebih wajib. Maka tamu tadi diajak untuk berjama’ah bersama di masjid. Dan sebagainya.

PERUMPAMAN DUNIA
Dunia ini ibarat sebongkah es yang ada di bawah terik mentari. Ia akan terus meleleh dan pada
akhirnya musnah tak berbekas. Sedangkan akhirat ibarat batu permata yang tak akan hilang ditelan zaman. Dunia ini ibarat fatamorgana dan bayang-bayang semu. Dunia ini sangatlah menipu. Yang tidak memiliki hakekat kecuali kefanaan.
“Dan tidaklah kehidupan dunia ini kecuali kesenangan yang menipu” (QS. Al-Hadid: 21)
Dunia ini ibarat nenek tua yang berhias secantik-cantiknya, namun barangsiapa yang mabuk
dengannya maka dialah yang tertipu, sedangkan orang yang menikmatinya dialah yang akan
menyesal, ternyata; berakhir pada kesenangan yang teramat palsu.
Dunia ini selalu bergulir seiring dengan matahari yang terbit dan tenggelam setiap hari, berlangsung hingga hari kiyamat. Namun, apakah semua ini terjadi tanpa makna? Yakni manusia hidup dan mati, berbuat dan berkehidupan tanpa perhitungan dan berlalu begitu saja? Tidak.

ZUHUD; SIKAP MUSLIM TERHADAP DUNIA.
Dalam perjalanan waktu ini, manusia ada yang berdzikir dan ada pula yang lalai, ada yang taat, ada yang bejat, ada yang iman dan ada yang enggan beriman. Imam Mujahid berkata: “malam dan siangmu ibarat tamumu, maka perhatikanlah, apakah engkau tidak melayaninya dengan berbuat baik kepadanya atau justru kau sia-siakan dia, lalu ia pergi meninggalkanmu dengan kecewa?, setiap pagi yang datang selalu berkata:,wahai Anak Adam, aku adalah tamu yang selalu datang kepadamu, lihatlah apa yang kau perbuat padaku”. Dengan demikian, bagi orang yang paham tentu menggunakan masa hidupnya dalam kondisi taat kepada Allah, dan selalu bertaqwa kepada-Nya. Imam Mujahid selalu tampak taat dalam setiap waktunya, maka ditanya: “wahai saudara, coba berhentilah sejenak, saya ingin mengajakmu marilah kita bersantai-santai dahulu”, iapun menjawab: “coba kau hentikan dulu matahari” Zuhud adalah sikap adil terhadap dunia dan akhirat.
Sebagaimana Allah berfirman; “Dan carilah apa yang dikaruniakan Allah kepadamu untuk kehidupan akhirat, dan jangan lupa bagian kehidupanmu di dunia” (QS Al-Qoshos: 77)
Di era seperti sekarang ini, yang konon zaman serba sulit, maka ada baiknya untuk terus berusaha dan mencipta lapangan kerja. Ada istilah; jadilah pengusaha muda, dan jangan jadi pencari kerja barangkali ada baiknya untuk melaksanakan ayat di atas. Sebagaimana pula perintah nabi untuk rajin bekerja;
“Salah seorang di antara kamu membawa tali dan mencari kayu bakar di hutan, lalu dipikul dengan punggungnya, dan dijual maka dengannya Allah mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya adalah lebih baik dari pada meminta-minta manusia, yang kadang-kadang memberi kadang-kadang tidak” (HR. Bukhori)
Tidak termasuk zuhud meninggalkan harta yang halal, menyia-nyiakan dan menghambur-
hamburkan. Tetapi hakikat zuhud adalah memaknai akan hakekat hinanya dunia ini. Dunia ini ada di genggaman tangannya bukan di hatinya. Diberinya rizqi berlimpah tidaklah membuat ia congkak, tidak diberi limpahan rizqi ia tetap sabar. Ia menyikapi dunia sebagai medium, bukan puncak tujuan. Sebab dunia ini sama persis dengan bangkai anak kambing kudisan, cacat, murahan, dan busuk.
Sebagaimana sabda Nabi;
Dari Jabir berkata, pernah rosulullah melewati pasar bersama sahabatnya, ia menemukan bangkai anak kambing yang telinganya sobek, lalu mengambilnya dan berkata: “siapa di anatara kalian yang mau membeli bangkai ini 1 dirham?” sahabat berkata: “apa yang bisa aku perbuat dengan bangkai tersebut ya rosulullah?, Rosulullah berkata: “apakah kalian mau memilikinya?” sahabat: demi Allah, kalau hidup saja kami tidak mau karena ia cacat, apalagi mati ya rosulullah!” nabi berkata: “demi Allah, sungguh dunia ini lebih hina di sisi Allah dari pada bangkai ini atas kalian” (Hr. Muslim).

Sikap seorang muslim terhadap dunia adalah zuhud. Hal ini sangat berbeda 180° dengan orang
kafir. Jika seorang muslim diberi rizqi, ia bersyukur, maka hal itu bahagia, jika terkena musibah ia bersabar, jika ekonominya pas-pasan ia qona’ah penuh harapan, maka demikian itu bahagia. Jika pernah melakukan dosa, ia segera istighfar dan bertaubat, maka hal itu bahagia. Berbeda dengan si kafir, jika mendapat dunia ia sombong dan berbangga diri. Giliran hartanya hilang, ia sedih bukan kepalang, meratap luar biasa, putus asa, sedih, stress, bahkan bunuh diri.

TINGKATAN ZUHUD
Yang pertama; seorang hamba meyakini apa yang di sisi Allah lebih ia yakini daripada apa yang di tangan manusia. Misalnya dalam masalah rejeki. Banyak orang yang gamang tentangnya, paranoid akan masa depan rejeki, khawatir dan ruwet menyikapinya. Atau tidak bersabar dengan harta yang sedikit, akhirnya diterapkanlah jurus-jurus menghalalkan segala cara. Padahal tidak perlu apa namanya mencuri, korupsi, dan ngawurisasi. Tidak perlu. Karena jelas keharamannya.
Karena Allah sudah jamin kepada siapa saja, kapan saja, bahwa;
“Dan tiada satupun dari binatang melata di bumi melainkan Allah lah yang menjamin rejekinya” ( QS. Huud:10)

Kalau ada orang yang gara-gara di-PHK lalu bunuh diri, berarti dia kalah dengan burung pipit.
Burung yang tak punya akal saja tidak sampai demikian. Semut yang tidak berpendidikan apalagi
skill saja, tetap eksis. Tapi syaratnya berusaha dulu, terbang dari sarang mencari rejeki yang halal kian kemari.

Yang kedua, seorang hamba jika terkena musibah, seperti kematian anak, sakit, kehilangan dan
sejenisnya, lebih ia harapkan gantinya di sisi Allah dari pada harapannya di tangan manusia. Di
zaman Imam Ahmad (164-264 H), pernah sesorang yang tanpa bekal uang nekat naik hajji.
Mengetahui hal itu Imam Ahmad bertanya; mengapa kamu demikian. Ia menjawab: aku zuhud dan tawakkal kepada Allah. Imam Ahmad menjawab; “tidak!, kamu justru bertawakkal kepada isi ranjang manusia!

Tingkat ketiga, apabila seorang hamba dihina atau disanjung orang lain, ia merasa hal itu sama saja. Tidak mengurangi atau menambah istiqomahnya dalam ketaatan. Berbeda sikap orang yang tidak zuhud. Jika dipuji ia menjadi bangga dan riya’, jika terhina langsung mendidih darahnya, atau berubah tidak taat.

KHOTIMAH
Orang yang zuhud akan selalu berhati-hati dengan fitnah dunia. Takut serakah kepadanya
sebagaimana anjing yang saling berebut tulang. Rosulullah bersabda;
“Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah akan menjadikanmu kholifah di dunia, maka Allah akan melihat apa yang kalian kerjakan, maka takutlah kalian akan (fitnah) dunia dan wanita” (Hr. Muslim).
Dari Mustaurid ibnu Syidad berkata; rosulullah bersabda:

“Tidaklah dunia ini dibandingkan akhirat kecuali seperti salah seorang kalian yang mencelupkan satu jemarinya di laut, maka lihatlah seberapa yang kembali” (Hr. Muslim).
Imam Hasan al-Bashri berkata: “aku bertemu dengan beberapa kaum dari umat Muhammad,
mereka tidak pernah berbangga-bangga dengan melimpahnya dunia, pun juga tidak berduka cita
dengan kepergiannya, bagi mereka seakan-akan sama saja antara emas dan debu”Ia pun berkata: mereka selama bertahun-tahun ada yang tidak pernah membeli pakaian baru, asap dapur yang jarang mengepul, tidak menaiki tunggangan, dan tidak pula memesan makanan. Jika malam tiba kerinduannya hanya munajat, menyungkurkan wajah-wajah mereka sujud ke permukaan tanah dengan berlinangan air mata.

SUMBER:BLOGKU SORGAKU

Kamis, 04 Juni 2009

TUJUH MACAM TANDA-TANDA MUKMIN SEJATI
Org Mukmin sejati adalah org yg takut kpd Allah SWT. dengan semua anggota tubuhnya. seperti apa yg tlh dikatakan Abul Laits: "Takut Kpd Allah SWT. Akn terlht tanda-tandanya dlm 7 mcm hal:
1. LIDAHNYA: dia tentu akn mencegah dr berbhg, menggunjing, menfitnah, membual dan perkataan tidak berguna. dan menyibukan lidahnya berzikir kepada Allah, Membaca Al-Qur'an dan memperbincangkan ilmu
2. HATINYA: akan mengeluarkan dari dalam hatinya perasaan permusuhan, kebohongan, dan "dengki kepada kawan karena 'kedengkian' akan menghapus segala kebaikan" seperti apa yang disabdakan Rasulullah SAW: "Hasad (dengki) menghancurkan kebaikan sebagaimana api neghancurkan kayu bakar. dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya hasad itu termasuk penyakit hati yang berat dan semua penyakit hati tidak dapat disembuhkan kecuali dengan ilmu dan amal.
3. PENGLIHATAN: tidak akan memandang yang haram, baik makanan, minuman, pakaian atau yang lainnya, tidak memandang kpada dunia dengan keinginan, akn tetapi dia memandangnya dgn mengambil i'tibar dan dia tidak memandang kepada sesuatu yang tidak halal baginya. Rasulullah SAW telah bersabda: "Barangsiapa memnuhi matanya dengan sesuatu yang haram, Allah SWT akan memmenuhi matanya esok dihari kiamat dengan api neraka.
4. PERUT: tidak akan memasukan sesuatu yang haram ke dalamnya, karena banyak hal itu merupakan dosa besar. Rasulullah SAW bersabda: "Ketika sesuap haram jatuh pada perut anak cucu Adam, semua malaikat di bumi dan langit memberi laknat padanya selama suapan itu berada dalam perutnya, dan kalau ia mati dalam keadaan bagitu maka tempatnya adalah jahanam.
5. TANGAN: tdk akan meraih sesuatu yang haram tetapi meraih sesuatu yg terdpt unsur taat kepada Allah di dalamnya. Dirawayatkan dari Ka'bil Ahbar, dia terkata: "Sesungguhnya Allah SWT. menciptakan perkampungan dari Zabarjad Hijau, didalamnya terdpt seribu buah rumah dan didlm setiap rumah terdpt seribu buah kamar, tdk akan menempatinya kecua;i seorang laki-laki yg disodorkan sesuatu yang haram padanya, lalu dia meninggalkannya karena takut kepada Allah SWT.
6. TELAPAK KAKI: tdk akan berjalan dalam kemaksiatan kepada Allah, tetapi berjalan di dlm ketaatan kepada Allah dan Ridho-Nya., serta ke arah pergaulan dgn Ulama dan Orang2 Saleh.
7. KETAATAN: tentu akan menjadikan ketaatannya itu murni karena Ridho Allah SWT. dan dia khawatir dari Riya' dan kemunafikan.