Rabu, 08 Mei 2013

Penyimpangan Sosial

Menurut Robert M. Z. Lawang penyimpangan perilaku adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
2. Menurut James W. Van Der Zanden perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi.
Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar rambu lalu lintas, buang sampah sembarangan, dll. Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, dan lain-lain.
B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Penyimpangan Individual (individual deviation)
Penyimpangan individual atau personal adalah suatu perilaku pada seseorang dengan melakukan pelanggaran terhadap suatu norma pada kebudayaan yang telah mapan akibat sikap perilaku yang jahat atau terjadinya gangguan jiwa pada seseorang.
1. Tingkatan bentuk penyimpangan seseorang pada norma yang berlaku :
1. Bandel atau tidak patuh dan taat perkataan orang tua untuk perbaikan diri sendiri serta tetap melakukan perbuatan yang tidak disukai orangtua dan mungkin anggota keluarga lainnya.
2. Tidak mengindahkan perkataan orang-orang disekitarnya yang memiliki wewenang seperti guru, kepala sekolah, ketua rt rw, pemuka agama, pemuka adat, dan lain sebagainya.
3. Melakukan pelanggaran terhadap norma yang berlaku di lingkungannya.
4. Melakukan tindak kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang berlaku secara umum dalam lingkungan bermasyarakat sehingga menimbulkan keresahan. ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan merugikan, menyakiti, dll.
Macam-macam bentuk penyimpangan indivisual :
1. Penyalahgunaan Narkoba.
2. Pelacuran.
3. Penyimpangan seksual
4. Tindak Kriminal/ Kejahatan
5. Gaya Hidup.
C. Macam-Macam/ Jenis-Jenis Penyimpangan Bersama-Sama/ Kolektif (group deviation)
Penyimpangan Kolektif adalah suatu perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan serta tindak kriminalitas lainnya.
Bentuk penyimpangan sosial tersebut dapat dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak kenakalan atau kejahatan kelompok.
Bentuk penyimpangan kolektif:
1. Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu.
2. Tawuran / Perkelahian Antar Kelompok
Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban.
3. Tindak Kejahatan Berkelompok/ Komplotan
Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya
4. Penyimpangan Budaya
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat.
TUGAS SEORANG SOSIOLOG

       Dalam kehidupan masyarakat seorang sosiolog mempunyai peran tidak kalah pentingnya.  Di samping sebagai anggota masyarakat yang mesti memahami sosiologi untuk bekal mengarungi kehidupan dan interaksi dengan manusia lainnya, kita pun bisa mendalami sosiologi untuk lebih mengembangkan pengetahuan sosiologi itu sendiri. orang yang mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut disebut sosiolog. Kehadiran sosiolog sangatlah penting, artinya dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan masyarakat itu sendiri. diantara peran-peran sosiolog, yaitu sebagai berikut.


1.1. Sosiolog Sebagai Ahli Riset

      Seperti ilmuwan lainnya, para sosiolog menaruh perhatiannya pada pengumpulan dan penggunaan data. Sosiolog bekerja sama dengan menggunakan berbagai cara dalam mengembangkan ilmu sosiologi. Misalnya, sosiolog memimpin riset ilmiah dan kemudia mencari data tentang kehidupan sosial masyarakat, dan data kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambil keputusan. Dengan demikian, seorang sosiolog harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penelitiannya, sosiolog bisa menghadirkan kebenaran-kebenaran. Selain itu, dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam masyarakat tersebut dapat dihindari. Oleh karena itu, seorang sosiolog bisa menghadirkan  ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi.



2.      2  Sosiolog Sebagai Konsultan Kebijakan

    Berdasarkan ilmu, kajian-kajian, dan riset yang dilakukannya, sosiolog dapat memberikan masukan terhadap kebijakan untuk masyarakat yang akan diputuskan oleh para pengambil kebijakan, seperti pemerintah. Sosiolog membantu menganalisis serta memperkirakan pengaruh apa yang akan terjadi jika suatu kebijakan diambil dan diterapkan oleh pemerintah pada suatu masyarakat tertentu, ataupun pembangunan seperti apa yang cocok bagi suatu masyarakat. Artinya, agar kebijakan yang diambil memenuhi suatu harapan serta dapat menghasilkan pengaruh yang diinginkan.
 


3.     3   Sosiolog Sebagai Teknisi

     Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberi saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarakat, masalah moral, maupun hubungan antarkelompok dalam suatu lembaga masyarakat. Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan (applied scientist). Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektivitas suatu program pembangunan atau suatu kegiatan masyarakat.



4.     4   Sosiolog Sebagai Guru Atau Pendidik

    Guru atau pendidik mempunyai tugas mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didiknya. Namun, tugas guru tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, khususnya tugas guru dalam mengajarkan ilmu-ilmu sosial terutama sosiologi. Stereotip yang muncul dari pengajaran sosiologi adalah sosiologi terlalu bertele-tele, menjenuhkan, dan teorinya membingunkan. Stereotip negatif tersebut dapat membuat minat dan motivasi belajar peserta didik merosot. Oleh sebab itu, sosiolog yang menjadi guru sosiologi bertugas menjelaskan dan meluruskan tentang stereotip tersebut, disamping bisa terus mengembangkan dan menularkan ilmunya kepada siswa dengan baik. Berkaitan dengan tugasnya sebagai guru pendidik, seorang sosiolog dalam menyajikan fakta harus bersifat netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan masalah kemiskinan, seorang sosiolog tidak boleh menciptakan anggapan sebagai pendukung suatu proyek tertentu atau mengubahnya sehingga terkesan reformis dan konservatif.

SUMBER:http://lilyistigfaiyah.blogspot.com/

TUGAS SEORANG SOSIOLOG

4 TUGAS DAN FUNGSI DALAM MASYARAKAT Di samping sebagai anggota masyarakat yang mesti memahami sosiologi untuk bekal mengarungi kehidupan dan interaksi dengan manusia lainnya, kita pun bisa mendalami sosiologi untuk lebih mengembangkan pengetahuan sosiologi itu sendiri. orang yang mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut disebut sosiolog. Kehadiran sosiolog sangatlah penting, artinya dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan masyarakat itu sendiri. diantara peran-peran sosiolog, yaitu sebagai berikut. 1. Sosiolog Sebagai Ahli Riset Seperti ilmuwan lainnya, para sosiolog menaruh perhatiannya pada pengumpulan dan penggunaan data. Sosiolog bekerja sama dengan menggunakan berbagai cara dalam mengembangkan ilmu sosiologi. Misalnya, sosiolog memimpin riset ilmiah dan kemudia mencari data tentang kehidupan sosial masyarakat, dan data kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambil keputusan. Dengan demikian, seorang sosiolog harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penelitiannya, sosiolog bisa menghadirkan kebenaran-kebenaran. Selain itu, dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam masyarakat tersebut dapat dihindari. Oleh karena itu, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi. 2. Sosiolog Sebagai Konsultan Kebijakan Berdasarkan ilmu, kajian-kajian, dan riset yang dilakukannya, sosiolog dapat memberikan masukan terhadap kebijakan untuk masyarakat yang akan diputuskan oleh para pengambil kebijakan, seperti pemerintah. Sosiolog membantu menganalisis serta memperkirakan pengaruh apa yang akan terjadi jika suatu kebijakan diambil dan diterapkan oleh pemerintah pada suatu masyarakat tertentu, ataupun pembangunan seperti apa yang cocok bagi suatu masyarakat. Artinya, agar kebijakan yang diambil memenuhi suatu harapan serta dapat menghasilkan pengaruh yang diinginkan. 3. Sosiolog Sebagai Teknisi Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberi saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarakat, masalah moral, maupun hubungan antarkelompok dalam suatu lembaga masyarakat. Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan (applied scientist). Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektivitas suatu program pembangunan atau suatu kegiatan masyarakat. 4. Sosiolog Sebagai Guru Atau Pendidik Guru atau pendidik mempunyai tugas mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didiknya. Namun, tugas guru tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, khususnya tugas guru dalam mengajarkan ilmu-ilmu sosial terutama sosiologi. Stereotip yang muncul dari pengajaran sosiologi adalah sosiologi terlalu bertele-tele, menjenuhkan, dan teorinya membingunkan. Stereotip negatif tersebut dapat membuat minat dan motivasi belajar peserta didik merosot. Oleh sebab itu, sosiolog yang menjadi guru sosiologi bertugas menjelaskan dan meluruskan tentang stereotip tersebut, disamping bisa terus mengembangkan dan menularkan ilmunya kepada siswa dengan baik. Berkaitan dengan tugasnya sebagai guru pendidik, seorang sosiolog dalam menyajikan fakta harus bersifat netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan masalah kemiskinan, seorang sosiolog tidak boleh menciptakan anggapan sebagai pendukung suatu proyek tertentu atau mengubahnya sehingga terkesan reformis dan konservatif. SUMBER: http://lilyistigfaiyah.blogspot.com/